SEMANGAT MENGEJAR IMPIAN

SEMANGAT MENGEJAR IMPIAN
BELAJAR MANAJEMEN

Hasil karya kiki mey

Senin, 03 Oktober 2011

PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI DAN SAYA

PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI

Rosita noer

Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.


Drs. O.P. Simorangkir

Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam

Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya

Menurut pendapat saya apabila melihat definisi dari etika menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat yang berbicara tentang perilaku manusia mulai dari baik buruk, benar salah, tanggung jawab dan di dalam etika terdapat norma-norma.

Etika berasal dari bahasa latin, Etica yang berarti falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan agama. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos ayng berarti kebiasaan, watak. Etika memiliki banyak makna antara lain :

1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.

2. Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.

3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia.

Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.

• Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
• Bagi sosiolog, etika adalah adat, perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
• Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat.
• Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
• Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.

Hal - hal yang bukan etika :
Untuk melengkapi tentang etika, perlu juga ditambahkan tentang apa yang menurut Peter Singer sebenarnya bukan etika (What ethics is not) :

1. Etika bukan seperangkat larangan khusus yang hanya berhubungan dengan perilaku seksual.

2. Etika bukan sistem yang ideal, luhur dan baik dalam teori, namun tidak ada gunanya dalam praktek.Agaknya, penilaian demikianlah yang apriori diberikan oleh masyarakat jika ada kasus kejadian klinis yang tidak dinginkan dibawa ke MKEK.

3. Etika bukan sesuatu yang hanya dapat dimengerti dalam konteks agama. Ini tentulah pemikiran sekuler. Menurut ajaran agama, sesuatu yang secara moral 'baik' adalah sesuatu yang sangat disetujui dan disenangi Tuhan. Sedangkan Singer berpendapat (sama dengan Plato 2000 tahun sebelumnya), suatu perbuatan manusia adalah baik karena disetujui Tuhan, bukan sebaliknya karena disetujui Tuhan perbuatan itu menjadi baik. Kontradiksi pendapat tentang ini sudah berlangsung berabad-abad, dan mungkin akan berlangsung terus.

4. Etika bukan sesuatu yang relatif atau subjektif. Sangkalan Singer terhadap anggapan keempat ini tidak dijelaskan lebih lnajut disini, karena elaborasinya dari sudut historis dan falsafah yang panjang dan rumit.

Dapat dilihat, bahwa empat hal yang dianggap bukan etika di atas adalah sanggahan Peter Singer terhadap apa yang dianggapnya sistem nilai umum dalam masyarakat.

Menurut saya etika adalah suatu batasan diri yang dapat mengontrol diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji (berhubungan dengan perilaku) ,tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Sumber :
http://ukhtiblue.multiply.com/journal/item/21

Daftar pustaka
http://www.scribd.com/doc/8365104/PENGERTIAN-ETIKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
Noer, Rosita.1998. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Menurut pendapat kiki mey s. ( saya ).

Rabu, 27 April 2011

TUGAS SEBUAH ANALISIS ARTIKEL

( Pengaruh Pendistribusian Atas Pajak Lingkungan pada

Transportasi: Pembuktian dalam Kurva Engel Di Amerika Serikat )

Erling Røed Larsen.


- Data – data publikasi :

Journal of Consumer Policy. Dordrecht: Sep 2006. Vol. 29, Iss. 3; p. 301

JOURNAL REVIEWS:

EKONOMI MANAJERIAL

Disusun Oleh: Muhammad Yunanto

Judul Artikel :

Distributional effects of environmental taxes on transportation: evidence from

Engel curves in the United States”

( Distribusi pengaruh pajak lingkungan pada transportasi: bukti dari
Kurva Engel di Amerika Serikat
).

Penulis dan Sumber :

Erling Røed Larsen. Journal of Consumer Policy. Dordrecht: Sep 2006. Vol. 29,

Iss. 3; p. 301.

Tentang isi Artikel :

Mengatasi masalah pencemaran atau polusi memerlukan biaya yang tinggi, salah

satu penyebab adalah aktivitas transportasi kendaraan dengan bahan bakar minyak.

Teknologi mengatasi polusi merupakan biaya sosial yang tidak termasuk dalam biaya

produksi perusahaan atau biaya privat. Eksternalitas dalam ekonomi disebabkan adanya

ketimpangan antara biaya sosial dengan biaya privat. Kegiatan transportasi yang secara

langsung membawa dampak masalah lingkungan, pemerintah sebagai pelaku kebijakan

dapat menetapkan pajak tidak langsung pada produk BBM. Teori Pigou merupakan

skema penetapan pajak yang merupakan bagian dari biaya sosial.

Kelemahan Artikel Tersebut :

Pokok masalah dalam bahasan artikel ini adalah bagaimana distribusi retribusi

lingkungan dari penerimaan pajak tidak langsung atas produktivitas moda transportasi.

Penelitian dilakukan dengan mengestimasikan permintaan konsumen atas moda

transportasi dengan pembuktian melalui koefisien elastisitas Kurva Engel.

Penelitian dilakukan melalui survey pengeluaran (belanja) masyarakat Amerika

Serikat dan dianalisis secara parametrik maupun non parametrik. Hasil penelitian pada

artikel ini disebutkan bahwa moda transportasi pesawat udara, penggunaan mobil-mobil

baru mempunyai koefisien elastisitas Kurva Engel lebih besar atau lebih besar dari satu

dan dibandingkan dengan moda transportasi angkutan umum, seperti bus, diperoleh

koefisien elastisitas Kurva Engel lebih kecil atau kurang dari satu. Dalam bahasan ini

pula disebutkan bahwa moda transportasi pesawat udara dan pembelian mobil-mobil

baru cenderung disukai dan menjadi pilihan moda transportasi bagi rumah tangga

menengah-atas (kaya). Rumah tangga menengah-bawah (miskin) cenderung

menggunakan moda transportasi angkutan umum massal seperti bus dan kereta.

Pengaruh pendistribusian pajak lingkungan atas moda transportasi masyarakat lebih

besar ditanggung oleh rumah tangga menengah-atas (kaya) daripada rumah tangga

menengah-bawah (miskin). Besarnya alokasi beban distribusi bagi rumah tangga

menengah-atas (kaya) yang lebih besar sebagai bentuk kontribusi penggunaan moda

transportasi yang boros energi dan lebih banyak menyebabkan polusi atau pencemaran

linkungan.

Penggunaan sarana transportasi massal memberikan lebih sedikit bahaya

lingkungan yang ditimbulkan oleh mobilitas per individu dalam masyarakat.


Kontribusi penelitian Dan Keungulan atikel :

1. Untuk mengetahui karakteristik pilihan masyarakat konsumen secara ordinal atas

penggunaan moda transportasi. Penggolongan atas faktor-faktor yang ditemukan

pada penelitian ini akan menentukan determinan masyarakat konsumen dalam

rumah tangga dengan gaya hidup tinggi (highest life-style) atau rumah tangga

dengan gaya hidup rendah (lowest life-style). Penelitian ini sekaligus dapat menguji

sensitifitas perubahan harga pada berbagai tingkat pendapatan terhadap permintaan

moda transportasi.

2. Untuk memperoleh pembuktian teoritis tentang kurva Engel dari obyek penelitian

yang dilakukan pada moda transportasi. Koefisien elastisitas kurva Engel

menunjukkan tingkat sensitifitas penggunaan moda transportasi bagi rumah tangga

dalam masyarakat. Semakin sensitif atau koefisien elastisitas dalam kurva Engel

semakin tinggi menunjukkan bahwa moda transportasi tersebut semakin disukai

untuk dipilih penggunaannya. Sebaliknya sensitifitas rendah atau koefisien

elastisitas kurva Engel yang rendah menunjukkan moda transportasi tersebut kurang

disukai atau dengan kata lain inferior.

3. Untuk menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan bagi pemerintah bahwa pengaruh

pendistribusian pajak lingkungan pada BBM memenuhi prinsip keadilan

berdasarkan besarnya kontribusi kerusakan lingkungan akibat polusi dan energi

yang digunakan dalam penggunaan moda transportasi setiap individunya. Penerapan

teori pajak Pigou untuk menentukan besarnya tarif pajak yang dibebankan atas

produk BBM merupakan praktek internalisasi biaya eksternal.

Tanggapan dan kritik terhadap artikel :

1. Artikel ini bersifat purposive yang menggunakan data sampel yang fokus pada :

target penelitian. Analisis dilakukan secara diskriptif-normatif dengan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif.

2. Judul, masalah, tujuan dan pembahasan tersusun secara sistematis dan runtut.

Analisis secara parametrik dan non-parametrik, data obyek penelitian meliputi; data

sekunder pengeluaran belanja konsumsi, data primer berdasarkan observasi

responden dengan item utama; biaya, karakteristik rumah tangga, dan aliran

pengeluaran dari pendapatan. Masing-Masing individu konsumen diwawancarai tiap

tiga bulan dalam periode 15 bulan, dan diperkirakan bahwa wawancara meliput 90-

95% tentang pengeluaran belanja.

3. Pembahasan penelitian menghasilkan antara lain:

a. Estimasi permintaan konsumen yang dipengaruhi oleh harga, pendapatan

dan jenis moda transportasi. Elastisitas harga permintaan untuk jenis moda

transportasi yang cenderung digunakan oleh rumah tangga menengah-atas

(kaya) mempunyai koefisien yang kecil, artinya sensitifitas terhadap

perubahan harga adalah lemah sehingga berapapun perubahan harga moda

transportasi perubahan jumlah permintaan moda transportasi berubah relatif

kecil. Sedangkan estimasi permintaan moda transportasi yang digunakan

oleh rumah tangga menengah-bawah (miskin) mempunyai koefisien yang

lebih besar, artinya bilamana terjadi perubahan harga dari moda transportasi

akan direspon kuat oleh masyarakat konsumen.

b. Berdasarkan data ordinal bahwa aktivitas masyarakat diperoleh

penggolongan demografis dalam masyarakat yang terbagi dalam kelompok

besar gaya hidup, yaitu:

1. gaya hidup mewah dengan ciri-ciri; tingginya

proporsi pengeluaran belanja dari besarnya total pengeluaran, cenderung

suka menggunakan penerbangan udara dan membeli mobil-mobil baru,

menyenangi perjalanan wisata, sensitifitas terhadap perubahan harga sangat

rendah.

2. gaya hidup bersahaja atau orientasi pemenuhan kebutuhan

semata.

Ciri-ciri rumah tangga ini :

memandang bahwa pengeluaran yangdilakukan sekedar memenuhi kebutuhan, lebih memilih sarana angkutan.

umum massal seperti bus dengan harga yang lebih murah, mobilitas yang

dilakukan masyarakat ini lebih rendah, sangat sensitif terhadap perubahan

harga. Penggolongan moda transportasi dapat membuktikan elastisitas kurva

Engel bahwa perjalanan dengan pesawat udara dan pembelian mobil-mobil

baru menunjukkan koefisien elastisitas yang tinggi pada kurva Engel

dibandingkan perjalanan dengan sarana transportasi massal.

. Berdasarkan fakta di atas menunjukkan bahwa gaya hidup mewah cenderung

boros energi (energy-intensive) dan berkontribusi besar pada bahaya polusi

atau pencemaran lingkungan. Pajak tak langsung atas BBM alokasi

pembebanan lebih besar ditanggung oleh rumah tangga menengah-atas

(kaya) daripada rumah tangga menengah-bawah (miskin) berdasarkan

mobilitas yang dilakukan dengan moda transportasi yang ada. Tidak

demikian halnya dengan penggunaan mobil-mobil baru yang cenderung

rendah emisi gas buangnya dibandingkan dengan mobil-mobil lama yang

begitu tinggi emisi gas buangnya sehingga lebih mencemari lingkungan.

Distribusi alokasi biaya eksternal atas bahaya polusi dibutuhkan teknologi

dalam mengatasi bahaya polusi sehingga kebijakan pajak tak langsung atas

BBM yang besarnya progresif dapat lebih tepat pada sasarannya. Seperti

yang diharapkan dari keseimbangan teori Pajak Pigou.


4. Kritik dan munculnya peluang pengembangan penelitian:

a. Artikel ini tidak dapat meninjau ulang semua bukti biaya-biaya transportasi

selama biaya-biaya yang tersebut lebih banyak dibandingkan penyerapan energi

dan pengenaan biaya. Biaya-Biaya juga meliputi pengeluaran saat berlibur di

tempat rekreasi, kerugian produksi pada saat bepergian, tidak produktif,

b. Artikel ini mempertimbangkan pengaruh pendapatan saja, dan secara parsial.

Tidak mencoba dengan analisis seluruh keseimbangan umum meliputi

perubahan harga relative dan perbedaan sensitifitas harga permintaan. Tetapi

menarik untuk mencatat kemungkinan atas skema lain, dengan penekanan atas

pajak dari sensitifitas harga komoditas, bisa memenuhi pengaruh pada lingkungan yang sama. Bagaimanapun, dalam kasus itu, pengaruh pendistribusian tidak perlu ditemukan dalam agenda artikel, dan bisa menjadi pengetahuan.

Artikel ini dapa di seminarkan Dikalangan mahasiswa

References :

Aasness, J., Biørn, E., & Skjerpen, T. (1993). Engel functions, panel data, and latent

variables.

Econometrica, 61, 1395–1422.

Aasness, J., & Røed Larsen, E. (2003). Distributional effects of environmental taxes on

transportation.

Journal of Consumer Policy, 26, 279–300.

Andersen, O. (2001). Transport, miljø og kostnader [Transportation, the environment,

and costs].

Sogndal: Western Norway Research Institute, Note No. 5.

Bureau of Labor Statistics (BLS). (2002). Consumer expenditure survey, 2000.

Interview survey and

detailed expenditure files (computer file). Washington, DC/Ann Arbor, MI: U.S.

Department of

Labor, Bureau of Labor Statistics (producer) Inter-University Consortium of Policy and

Social

Research (distributor).

Blundell, R., Browning, M., & Crawford, I. A. (2003). Nonparametric Engel curves and

revealed

preference. Econometrica, 71, 205–240.

37

Blundell, R., Duncan, A., & Pendakur, K. (1998). Semiparametric estimation and

consumer demand.

Jumat, 22 April 2011

Penulisan Karya ilmiah (catatan kaki )

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di universitas gunadarma,depok.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1.Bpk. Jono Suroyo selaku dosen pembinbing mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
3.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.



DAFTAR ISI




DARTAR ISI ……………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………. 2
BAB1 PENDAHULUAN ……………………………………………………. 3
- Latar belakang ……………………………………………………. 4
- Masalah ……………………………………………………. 5
- Tujuan ……………………………………………………. 6
- Ruang lingkup ……………………………………………………. 7
- Kerangka teori ……………………………………………………. 8
- Metologi …………………………………………………… 9
- Relevasi ……………………………………………………. 10
Sistematika penyajian ……………………………………………………. 11





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG

Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
Kedua, kita harus pula dapat mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan. Ketiga, harus pula dapat mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat dan itu tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk seminar, maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki .


TUJUAN PENELITIAN :

Kutipan adalah pendapat dari seseorang atau pengarang yang kita uraikan kembali. Pengarang atau seseorang,baik berupa tulisan dalam buku,majalah,surat kabar,atau bentuk tulisan lainnya,atau mungkin dalam bentuk lisan.

Tujuan Kutipan
* Sebagai Landasan teori untuk tulisan kita
* Penjelasan
* Penguat pendapat penulis.
* Bahan bukti sebagai penunjang pendapat

Daftar Pustaka
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai hubungan dengan isi sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Tujuan Daftar Pustaka (Bibliografi)
* Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan
* Sebagai pelengkap, para pembaca agar dapat melihat atau membaca sumber aslinya. Dalam daftar pustaka dapat mengtahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan Kaki (foot note) adalah keterangan dari sumber kutipan yang di tempatkan langsung di belakang kutipan. Semua kutipan harus ditunjukan sumbernya dalam sebuah catatan kaki. Catatan kaki dapat juga untuk memberi keterangan lain tentang teks.

Tujuan Catatan Kaki(Footnote)
* Pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap orang lain.
* Menyusun Pembuktian : semua pernyataan yang penting yang sifat nya bukan pengetahuan umum atau hasil penelitian orang lain harus di dukung oleh pembuktian-pembuktian atau kebenaran-kebenaran.
* Sebagai keterangan tambahan untuk uraian ( Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam).Perbedaan antara ketiga sumber penulisan diatas, melalui kutipan-kutipan itu tulisan kita terkait dengan penemuan-penemuan atau teori yang telah ada. Sedangkan referensi catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Sebaliknya daftar pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah , harian itu secara keseluruhan.
Karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.




BAB II
ISI





CATATAN KAKI :

Catatan Kaki (Footnote)
1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.

2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).

2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.

3) Nama atau nomor seri, kalau ada.

4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(d) Tahun penerbitan. tanda kurung

5) Nomor jilid kalau perlu.

6) Nomor halaman diikuti titik (.)

B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.

6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

7. Contoh-contoh (Perhatikan Spasinya)

a) Dari Buku
2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81 - 95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.
7Boyd R. Mc Candless and Richard H. Coop, Adolescents : Behavior and Development (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979). p. 99.

8J.E. Wert, C. D. Neidt, and J. S. Ahmann, Statistical Method in Educational and Psychological Research (New York: Appleton CenturyCrofts, Inc., 1954), p. 20U

9C., H. Johnston et.al., The Modern. High School (New York : Charles Scribner's Sons, 1914), p. 17.
1OSutan Takdir Alisyahbana (edit.), The Modernization of Languages in Asia (Kuala Lumpur: The Malaysian Society of Asian Studies, 1967), P. IX.
b) Dari Majalah
11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9 (1980), pp. 17 - 18.
c) Dari Surat Kabar
12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981.
13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.
d) Dari Ensiklopedia,
14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.






BAB III
PENUTUP



Perlu diketahui bahwa banyak cara yang teiah diterapkan sehubungan dengan pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Apa yang baru saja anda pelajaari adalah salah satu di antaranya.

Dalam pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai hal itu. Meskipun aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk menghargai penemuan atau karya orang lain.




DAFTAR PUSTAKA




Nama pengarang : Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies
(New York The American Library, 1950), pp.

Judul : Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas
kaum wanita .
Tahun terbit : 1974- 19 89.

Nama penerbit : loc.cit

Referensi : www.google.com

: www.blogger.blokspot.com

: Pemikiran sendiri ( kiki mey ).


Sabtu, 09 April 2011

KERANGKA KARANGAN MANAJEMEN

NAMA : kiki mey s
npm : 11208525
study : b.indonesia

Kerangka manajemen
Membuat Kerangka Karangan

Manajemen adalah suatu proses atau suatu kolektifitas manusia dan manajemen adalah suatu ilmu (sciensi) dan seni (art).

Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan.
Ada 2 macam karangan yaitu :

karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi.

Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
Langkah-Langkah Menyusun Karangan:

1. Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan.

Diantaranya :
1. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
2. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
3. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi.
Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahan

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:


a. Catat hal penting semampunya.
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c. .Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :

a .Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d .Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

5. Mengembangkan kerangka karangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.




REFERENSI :GOOGLE.COM
PEMIKIRAN SAYA,..KIKI MEY