SEMANGAT MENGEJAR IMPIAN

SEMANGAT MENGEJAR IMPIAN
BELAJAR MANAJEMEN

Hasil karya kiki mey

Senin, 31 Oktober 2011

KONFLIK DARI SUDUT PANDANG ETIKA BISNIS

KONFLIK DARI SUDUT PANDANG ETIKA BISNIS

@ Penjelasan konflik @

Robbins (1996) dalam"Organization Behavior" menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak - pihak yang terlibat baik .

Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber
pada keinginan manusia.
Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa
istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena
konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu
berarti konflik.

Persaingan sanga terathubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya.Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus keaarah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati.
Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

@ CONTOH KONFLIK @

Sebagai contoh konflik sering terjadi di dalam PT atau Perusahaan, konflik ini terjadi karena beberapa hal salah satunya karena sistem kerja kontrak. Sistem kerja kontrak dianggap tidak adanya kepastian kerja, upah yang tidak sesuai, status tidak jelas, dll.akibat dari konflik ini tentunya akan menghambat proses produksi suatu perusahaan. Karena hal tersebutlah banyak pekerja kontrak yang ingin diangkat sebagai pekerja tetap, tentunya bagi perusahaan tidak serta merta mereka langsung dijadikan pekerja tetap. Dan penetapan mereka harus menunggu permintaan dari perusahaan yang akan menerima mereka bekerja.

Maka dari itu, perlunya menjalin hubungan yang baik agar tidak terjadi konflik antara perusahaan dan karyawan.

Analisis Konflik : apabila dipandang dari segi manajemen terjadinya konflik terkadang dapat memicu uasa keras seseorang dalam meningkatkan kinerjanya, oleh karena itu tidak sepantasnya konflik selalu dipandang buruk. berbeda halnya apabila dari sudut etika bisnis, mungkin untuk beberapa persoalan konlik tidak dapat dibenarkan namun tidak dapat dipungkiri dia akan ada. oleh karena itu selama konflik mendekan selesaikanlah konflik yang terjadi agar dapat memaksimalkan pengalaman yang ada.

Referensi :

http://dunia.web.id/seo.headline-berita.php/page,akun.headline.tampil.detil/id,452/idc,3/MEMENAJEMENI-KONFLIK-DALAM-SUATU-ORGANISASI.html

- www.google.com

- www.blogger.com






Jumat, 28 Oktober 2011

@ Contoh – Contoh Teori Etika @

Contoh - Contoh Teori Etika

@ Etika Teologi @

Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik.
Contoh : seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.Filosofinya:
- Egoism :
Perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekuensinya. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
Utilitarianism :
Semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya. Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
@ Teori Deontologi @
Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “Deon“ berarti tugas dan “logos” berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu. Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
@ Teori Utilitarian @
Teori utilitarian adalah teori yang mengukur suatu tindakan dapat dikatakan benar / salah berdasarkan pada besarnya keuntungan yang di dapat dari tindakan tersebut ketimbang biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya saja dalam kasus yang ada di buku Pinto sebuah mobil yang diproduksi oleh Ford. Karena Pinto merupakan proyek yang dibuat dengan agak terburu-buru, maka pertimbangan masalah model lebih diutamakan dari desain teknik. Model desain Pinto mengharuskan pemasangan tangki bensin dibelakang gardan, dan ini lebih rentan terhadap kebocoran akibat tabrakan dari belakang. Jelas saja secara etika dalam berbisnis ini sangat tidak baik, lebih mengutamakan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kerugian yang dialami orang lain.
Bisa juga kita ambil contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang penjual es buah keliling seharusnya / sebaiknya secara etis dia menggunakan gula asli. Tapi karena harga gula yang tinggi, maka dia mengurangi biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan sari gula yang harganya lebih murah. Dan umumnya penyakit yang di derita pembeli bukanlah kesalahan penjual tapi kesalahan pembeli itu sendiri yang jajan sembarangan. Pedagang tersebut tidak bodoh, dia membuat aroma dan warna yang sangat menarik perhatian pada es buahnya, apalagi bila dalam cuaca panas terik. Maka mau tidak mau orang akan membeli es buah tersebut sebagai pelepas dahagaBila kita pikir-pikir tindakan tersebut tidaklah etis karena sama dengan menipu konsumen. Namun, bila pedagang tersebut jujur (menggunakan gula asli) keuntungan yang di dapatnya tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus ia keluarkan. Seandainya ia menaikkan harga es buahnya tidak akan ada pembeli yang tertarik dengan harga yang ditawarkan.

@ Referensi @:

- http://diahaja.wordpress.com/2010/12/17/teori-teori-etika-bisnis/

-http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.E./TEORI%20ETIKA.pdf

Minggu, 23 Oktober 2011

@ PENJELASAN CSR (Corporate Social Responsibility) @

@ PENJELASAN CSR (Corporate Social Responsibility) @

Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawabmereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.COntoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukankegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikanlingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian danauntuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitasmasyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.


@ Keuntungan Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi perusahaan @

Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Di Indonesia, penerapan CSR sudah cukup menggembirakan. Banyak perusahaan melakukan amal baik dengan menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sudah saatnya perusahaan-perusahaan lain di Indonesia menjalankan CSR dengan sepenuh hati, termasuk perusahaan Anda. Dalam pelatihan satu hari ini, para peserta akan dibekali konsep dasar penerapan CSR, strategi penerapan hingga contoh-contoh dan diskusi kasus. Di akhir sesi, akan dilatih cara membuat action plan untuk penerapan program CSR bagi tiap-tiap perusahaan peserta.

@ Seberapa Jauhkah Manfaat CSR Berdampak Positif bagi masyarakat @


CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSRmembutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility: (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

@ Contoh Perusahaan yang telah menerapkan CSR @

- CSR Goal Indosat, Sebagai bentuk komitmen Indosat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, Indosat telah melaksanakan berbagai progam yang kami harapkan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadilebihbaik.Penerapan CSR Indosat mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara berkesinambungan yaitu:

Organizational GovernancePenerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk mematuhi regulasi dan ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, interpendensi dan kesetaraan,Consumer Issues
Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa telekomunikasi yang memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang transparan dan terpercaya.

Labor Practices
Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas pendukung sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Perusahaan.
Environment
Mengembangkan budaya Peduli lingkungan termasuk upaya-upaya nyata untuk mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan.
Community Involvement
Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal kualitas pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam mendukung kegiatan sosial komunitas termasuk bantuan saat bencana/musibah.

CSR Goal Indosat :
Bertumbuh, mematuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku serta Peduli kepada masyarakat.
Program CSR di tahun 2008 memiliki tema khusus “Indosat Cinta Indonesia”, yang kemudian pada tahun 2009, tema CSR Indosat berkembang menjadi “Satukan Cinta Negeri” sebagai bentuk refleksi komitmen dan tanggungjawab Indosat sebagai perusahaan di Indonesia yang Peduli atas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, serta upayanya untuk senantiasa berkarya, memberikan manfaat, serta mengajak peran serta seluruh stakeholder untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik, yang merupakan terjemahan dari keinginan masyarakat pada umumnya untuk terlibat secara aktif dalam berbagai program sosial Indosat.

REFERENSI :

- WWW.GOOGLE.COM

- WWW.BLOGER.COM

- WWW.WILKIPEDIA.COM

- Suprapto, Siti Adipringadi Adiwoso, 2006, Pola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Lokal di Jakarta, Galang vol. 1 No. 2, Januari 2006.

- Pendapat saya ,(kiki mey ).



Senin, 03 Oktober 2011

PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI DAN SAYA

PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI

Rosita noer

Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.


Drs. O.P. Simorangkir

Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam

Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya

Menurut pendapat saya apabila melihat definisi dari etika menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat yang berbicara tentang perilaku manusia mulai dari baik buruk, benar salah, tanggung jawab dan di dalam etika terdapat norma-norma.

Etika berasal dari bahasa latin, Etica yang berarti falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan agama. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos ayng berarti kebiasaan, watak. Etika memiliki banyak makna antara lain :

1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.

2. Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.

3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia.

Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.

• Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
• Bagi sosiolog, etika adalah adat, perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
• Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat.
• Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
• Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.

Hal - hal yang bukan etika :
Untuk melengkapi tentang etika, perlu juga ditambahkan tentang apa yang menurut Peter Singer sebenarnya bukan etika (What ethics is not) :

1. Etika bukan seperangkat larangan khusus yang hanya berhubungan dengan perilaku seksual.

2. Etika bukan sistem yang ideal, luhur dan baik dalam teori, namun tidak ada gunanya dalam praktek.Agaknya, penilaian demikianlah yang apriori diberikan oleh masyarakat jika ada kasus kejadian klinis yang tidak dinginkan dibawa ke MKEK.

3. Etika bukan sesuatu yang hanya dapat dimengerti dalam konteks agama. Ini tentulah pemikiran sekuler. Menurut ajaran agama, sesuatu yang secara moral 'baik' adalah sesuatu yang sangat disetujui dan disenangi Tuhan. Sedangkan Singer berpendapat (sama dengan Plato 2000 tahun sebelumnya), suatu perbuatan manusia adalah baik karena disetujui Tuhan, bukan sebaliknya karena disetujui Tuhan perbuatan itu menjadi baik. Kontradiksi pendapat tentang ini sudah berlangsung berabad-abad, dan mungkin akan berlangsung terus.

4. Etika bukan sesuatu yang relatif atau subjektif. Sangkalan Singer terhadap anggapan keempat ini tidak dijelaskan lebih lnajut disini, karena elaborasinya dari sudut historis dan falsafah yang panjang dan rumit.

Dapat dilihat, bahwa empat hal yang dianggap bukan etika di atas adalah sanggahan Peter Singer terhadap apa yang dianggapnya sistem nilai umum dalam masyarakat.

Menurut saya etika adalah suatu batasan diri yang dapat mengontrol diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji (berhubungan dengan perilaku) ,tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Sumber :
http://ukhtiblue.multiply.com/journal/item/21

Daftar pustaka
http://www.scribd.com/doc/8365104/PENGERTIAN-ETIKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
Noer, Rosita.1998. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Menurut pendapat kiki mey s. ( saya ).

Rabu, 27 April 2011

TUGAS SEBUAH ANALISIS ARTIKEL

( Pengaruh Pendistribusian Atas Pajak Lingkungan pada

Transportasi: Pembuktian dalam Kurva Engel Di Amerika Serikat )

Erling Røed Larsen.


- Data – data publikasi :

Journal of Consumer Policy. Dordrecht: Sep 2006. Vol. 29, Iss. 3; p. 301

JOURNAL REVIEWS:

EKONOMI MANAJERIAL

Disusun Oleh: Muhammad Yunanto

Judul Artikel :

Distributional effects of environmental taxes on transportation: evidence from

Engel curves in the United States”

( Distribusi pengaruh pajak lingkungan pada transportasi: bukti dari
Kurva Engel di Amerika Serikat
).

Penulis dan Sumber :

Erling Røed Larsen. Journal of Consumer Policy. Dordrecht: Sep 2006. Vol. 29,

Iss. 3; p. 301.

Tentang isi Artikel :

Mengatasi masalah pencemaran atau polusi memerlukan biaya yang tinggi, salah

satu penyebab adalah aktivitas transportasi kendaraan dengan bahan bakar minyak.

Teknologi mengatasi polusi merupakan biaya sosial yang tidak termasuk dalam biaya

produksi perusahaan atau biaya privat. Eksternalitas dalam ekonomi disebabkan adanya

ketimpangan antara biaya sosial dengan biaya privat. Kegiatan transportasi yang secara

langsung membawa dampak masalah lingkungan, pemerintah sebagai pelaku kebijakan

dapat menetapkan pajak tidak langsung pada produk BBM. Teori Pigou merupakan

skema penetapan pajak yang merupakan bagian dari biaya sosial.

Kelemahan Artikel Tersebut :

Pokok masalah dalam bahasan artikel ini adalah bagaimana distribusi retribusi

lingkungan dari penerimaan pajak tidak langsung atas produktivitas moda transportasi.

Penelitian dilakukan dengan mengestimasikan permintaan konsumen atas moda

transportasi dengan pembuktian melalui koefisien elastisitas Kurva Engel.

Penelitian dilakukan melalui survey pengeluaran (belanja) masyarakat Amerika

Serikat dan dianalisis secara parametrik maupun non parametrik. Hasil penelitian pada

artikel ini disebutkan bahwa moda transportasi pesawat udara, penggunaan mobil-mobil

baru mempunyai koefisien elastisitas Kurva Engel lebih besar atau lebih besar dari satu

dan dibandingkan dengan moda transportasi angkutan umum, seperti bus, diperoleh

koefisien elastisitas Kurva Engel lebih kecil atau kurang dari satu. Dalam bahasan ini

pula disebutkan bahwa moda transportasi pesawat udara dan pembelian mobil-mobil

baru cenderung disukai dan menjadi pilihan moda transportasi bagi rumah tangga

menengah-atas (kaya). Rumah tangga menengah-bawah (miskin) cenderung

menggunakan moda transportasi angkutan umum massal seperti bus dan kereta.

Pengaruh pendistribusian pajak lingkungan atas moda transportasi masyarakat lebih

besar ditanggung oleh rumah tangga menengah-atas (kaya) daripada rumah tangga

menengah-bawah (miskin). Besarnya alokasi beban distribusi bagi rumah tangga

menengah-atas (kaya) yang lebih besar sebagai bentuk kontribusi penggunaan moda

transportasi yang boros energi dan lebih banyak menyebabkan polusi atau pencemaran

linkungan.

Penggunaan sarana transportasi massal memberikan lebih sedikit bahaya

lingkungan yang ditimbulkan oleh mobilitas per individu dalam masyarakat.


Kontribusi penelitian Dan Keungulan atikel :

1. Untuk mengetahui karakteristik pilihan masyarakat konsumen secara ordinal atas

penggunaan moda transportasi. Penggolongan atas faktor-faktor yang ditemukan

pada penelitian ini akan menentukan determinan masyarakat konsumen dalam

rumah tangga dengan gaya hidup tinggi (highest life-style) atau rumah tangga

dengan gaya hidup rendah (lowest life-style). Penelitian ini sekaligus dapat menguji

sensitifitas perubahan harga pada berbagai tingkat pendapatan terhadap permintaan

moda transportasi.

2. Untuk memperoleh pembuktian teoritis tentang kurva Engel dari obyek penelitian

yang dilakukan pada moda transportasi. Koefisien elastisitas kurva Engel

menunjukkan tingkat sensitifitas penggunaan moda transportasi bagi rumah tangga

dalam masyarakat. Semakin sensitif atau koefisien elastisitas dalam kurva Engel

semakin tinggi menunjukkan bahwa moda transportasi tersebut semakin disukai

untuk dipilih penggunaannya. Sebaliknya sensitifitas rendah atau koefisien

elastisitas kurva Engel yang rendah menunjukkan moda transportasi tersebut kurang

disukai atau dengan kata lain inferior.

3. Untuk menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan bagi pemerintah bahwa pengaruh

pendistribusian pajak lingkungan pada BBM memenuhi prinsip keadilan

berdasarkan besarnya kontribusi kerusakan lingkungan akibat polusi dan energi

yang digunakan dalam penggunaan moda transportasi setiap individunya. Penerapan

teori pajak Pigou untuk menentukan besarnya tarif pajak yang dibebankan atas

produk BBM merupakan praktek internalisasi biaya eksternal.

Tanggapan dan kritik terhadap artikel :

1. Artikel ini bersifat purposive yang menggunakan data sampel yang fokus pada :

target penelitian. Analisis dilakukan secara diskriptif-normatif dengan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif.

2. Judul, masalah, tujuan dan pembahasan tersusun secara sistematis dan runtut.

Analisis secara parametrik dan non-parametrik, data obyek penelitian meliputi; data

sekunder pengeluaran belanja konsumsi, data primer berdasarkan observasi

responden dengan item utama; biaya, karakteristik rumah tangga, dan aliran

pengeluaran dari pendapatan. Masing-Masing individu konsumen diwawancarai tiap

tiga bulan dalam periode 15 bulan, dan diperkirakan bahwa wawancara meliput 90-

95% tentang pengeluaran belanja.

3. Pembahasan penelitian menghasilkan antara lain:

a. Estimasi permintaan konsumen yang dipengaruhi oleh harga, pendapatan

dan jenis moda transportasi. Elastisitas harga permintaan untuk jenis moda

transportasi yang cenderung digunakan oleh rumah tangga menengah-atas

(kaya) mempunyai koefisien yang kecil, artinya sensitifitas terhadap

perubahan harga adalah lemah sehingga berapapun perubahan harga moda

transportasi perubahan jumlah permintaan moda transportasi berubah relatif

kecil. Sedangkan estimasi permintaan moda transportasi yang digunakan

oleh rumah tangga menengah-bawah (miskin) mempunyai koefisien yang

lebih besar, artinya bilamana terjadi perubahan harga dari moda transportasi

akan direspon kuat oleh masyarakat konsumen.

b. Berdasarkan data ordinal bahwa aktivitas masyarakat diperoleh

penggolongan demografis dalam masyarakat yang terbagi dalam kelompok

besar gaya hidup, yaitu:

1. gaya hidup mewah dengan ciri-ciri; tingginya

proporsi pengeluaran belanja dari besarnya total pengeluaran, cenderung

suka menggunakan penerbangan udara dan membeli mobil-mobil baru,

menyenangi perjalanan wisata, sensitifitas terhadap perubahan harga sangat

rendah.

2. gaya hidup bersahaja atau orientasi pemenuhan kebutuhan

semata.

Ciri-ciri rumah tangga ini :

memandang bahwa pengeluaran yangdilakukan sekedar memenuhi kebutuhan, lebih memilih sarana angkutan.

umum massal seperti bus dengan harga yang lebih murah, mobilitas yang

dilakukan masyarakat ini lebih rendah, sangat sensitif terhadap perubahan

harga. Penggolongan moda transportasi dapat membuktikan elastisitas kurva

Engel bahwa perjalanan dengan pesawat udara dan pembelian mobil-mobil

baru menunjukkan koefisien elastisitas yang tinggi pada kurva Engel

dibandingkan perjalanan dengan sarana transportasi massal.

. Berdasarkan fakta di atas menunjukkan bahwa gaya hidup mewah cenderung

boros energi (energy-intensive) dan berkontribusi besar pada bahaya polusi

atau pencemaran lingkungan. Pajak tak langsung atas BBM alokasi

pembebanan lebih besar ditanggung oleh rumah tangga menengah-atas

(kaya) daripada rumah tangga menengah-bawah (miskin) berdasarkan

mobilitas yang dilakukan dengan moda transportasi yang ada. Tidak

demikian halnya dengan penggunaan mobil-mobil baru yang cenderung

rendah emisi gas buangnya dibandingkan dengan mobil-mobil lama yang

begitu tinggi emisi gas buangnya sehingga lebih mencemari lingkungan.

Distribusi alokasi biaya eksternal atas bahaya polusi dibutuhkan teknologi

dalam mengatasi bahaya polusi sehingga kebijakan pajak tak langsung atas

BBM yang besarnya progresif dapat lebih tepat pada sasarannya. Seperti

yang diharapkan dari keseimbangan teori Pajak Pigou.


4. Kritik dan munculnya peluang pengembangan penelitian:

a. Artikel ini tidak dapat meninjau ulang semua bukti biaya-biaya transportasi

selama biaya-biaya yang tersebut lebih banyak dibandingkan penyerapan energi

dan pengenaan biaya. Biaya-Biaya juga meliputi pengeluaran saat berlibur di

tempat rekreasi, kerugian produksi pada saat bepergian, tidak produktif,

b. Artikel ini mempertimbangkan pengaruh pendapatan saja, dan secara parsial.

Tidak mencoba dengan analisis seluruh keseimbangan umum meliputi

perubahan harga relative dan perbedaan sensitifitas harga permintaan. Tetapi

menarik untuk mencatat kemungkinan atas skema lain, dengan penekanan atas

pajak dari sensitifitas harga komoditas, bisa memenuhi pengaruh pada lingkungan yang sama. Bagaimanapun, dalam kasus itu, pengaruh pendistribusian tidak perlu ditemukan dalam agenda artikel, dan bisa menjadi pengetahuan.

Artikel ini dapa di seminarkan Dikalangan mahasiswa

References :

Aasness, J., Biørn, E., & Skjerpen, T. (1993). Engel functions, panel data, and latent

variables.

Econometrica, 61, 1395–1422.

Aasness, J., & Røed Larsen, E. (2003). Distributional effects of environmental taxes on

transportation.

Journal of Consumer Policy, 26, 279–300.

Andersen, O. (2001). Transport, miljø og kostnader [Transportation, the environment,

and costs].

Sogndal: Western Norway Research Institute, Note No. 5.

Bureau of Labor Statistics (BLS). (2002). Consumer expenditure survey, 2000.

Interview survey and

detailed expenditure files (computer file). Washington, DC/Ann Arbor, MI: U.S.

Department of

Labor, Bureau of Labor Statistics (producer) Inter-University Consortium of Policy and

Social

Research (distributor).

Blundell, R., Browning, M., & Crawford, I. A. (2003). Nonparametric Engel curves and

revealed

preference. Econometrica, 71, 205–240.

37

Blundell, R., Duncan, A., & Pendakur, K. (1998). Semiparametric estimation and

consumer demand.